Jumat, 01 Juli 2011

Siti Fatimah Az Zahra dan Keluarga

Siti Fatimah dan Keluarganya
Oleh Ustaz Syed Hasan Alatas


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM,
Siti Fatimah Azzahra as, adalah putri bungsu kesayangan Rasulallah s.a.w. Siti Fatimah Azzahra, adalah putri teladan. Ketaatan dan kesetiaannya kepada ayah dan bundanya adalah menjadi contoh teladan yang baik sekali bagi seluruh wanita. Siti Fatimah Azzahra telah mengorbankan seluruh hayatnya untuk kepentingan Islam dan Ummatnya. Siti Fatimah dengan setianya mendampingi suaminya Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dalam keadaan suka dan duka. Belau telah berjaya mendidik kedua anakandanya Hasan dan Husain dengan akhlak dan budiperkerti yang mulia. Siti Fatimah senantiasa berusaha membantu fakir miskin dan mereka yang sangat mengharapkan pertolongan.
Siti Fatimah Azzahra dibesarkan dalam asuhan dan didikan langsung ayahandanya yang tercinta Rasulallah s.a.w. Kasih sayang dan kecintaan Nabi s.a.w. kepada Siti Fatimah Azzahra, terutama disebabkan tingkah laku dan tabiatnya banyak mirip dengan ayahandanya.
Hidup zuhud dan tekun beribadah adalah sifat yang dimiliki Fatimah Azzahra. Beliau menghayati hubungan yang ikhlas dengan Allah s.w.t. Sifat mulia yang dimilikinya sebagaimana telah diceritakan oleh Asma binti Umais, "Pada suatu hari aku berada dirumah Siti Fatimah Azzahra.Tiba-tiba ketika itu Rasulallah s.a.w. datang ke rumah Siti Fatimah. Ketika itu Sitti Fatimah memakai seuntai kalung emas pemberian suaminya Imam Ali bin Abi Thalib k.w. Ketika Rasulullah melihat kalung itu, lalu Nabi s.a.w.bersabda, "Hai anakku apakah engkau bangga disebut orang sebagai putri Muhammad, sedangkan engkau sendiri memakai jaababirah ? "(perhiasan yang biasa dipakai oleh putri bangsawan). Ketika itu juga Siti Fatimah melepaskan kalungnya itu, dan menjualnya. Hasil dari harga kalung tersebut Siti Fatimah membeli seorang hamba dan hamba tersebut dimerdekakan. Ketika Rasulallah s.a.w mendengar berita tersebut Nabi s.a.w. amat bergembira dan mendo'akan Siti Fatimah sekeluarga.
Dalam peristiwa lainnya yang diriwayatkan oleh Thuban, ia berkata, "Ketika Rasulallah s.a.w. pulang dari suatu peperangan, seperti biasanya Nabi s.a.w. singgah ke rumah anakandanya Siti Fatimah, ketika itu Nabi s.a.w. melihat kedua-dua cucundanya memakai gelang perak. Nabi s.a.w. tidak jadi singgah, dan Nabi terus pulang kerumahnya.
Mengetahui hal tersebut Siti Fatimah menyadari bahawa Nabi tidak jadi singgah, disebabkan perhiasan yang dipakai oleh kedua-dua cucunya itu. Lalu Siti Fatimah Azzahra dengan tidak ragu-ragu lagi membuka perhiasan gelang yang dipakai oleh kedua anaknya itu dan dihancurkan sehingga berkeping-keping. Hal tersebut menyebabkan saidina Hasan dan Husain menangis, meskipun dipungut kembali kepingan gelang perak itu dan diserahkan kepada Saidina Hasan dan saidina Husain, yang ketika itu belum tahu apa-apa.
Kedua mereka sambil menangis mendatangi Datuknya Nabi s.a.w. Rasulullah s.a.w. mengambil kedua kepingan gelang itu dan menyuruh Thuban pergi membelikan gantinya, untuk Siti Fatimah sebuah kalung dari ashab (sejenis benang yang dipilin) dan dua gelang yang terbuat dari gading untuk cucundandanya.
Sambil Nabi s.a.w.bersabda:
" Mereka itu Ahlul Baiytku, aku tidak ingin mereka kehilangan kebajikan karena masaalah duniawi ini...!" (Riwayat Thuban diungkapkan oleh At-Thabbarry dalam kitabnya "Siratul Mustafa".)
FATIMAH AZZAHRA, putri kesayangan Rasulallah s.a.w. dalam kehidupan hariannya mengikuti jejak ayahandanya, terutama dalam kezuhudan dan ketekunan beribadahnya, sehingga beliau digelar dengan "Al-Batul"(orang yang sangat tekun beribadah).
Kesibukan hariannya dalam mengurus rumah tangga, dan menunaikan tanggung jawabnya kepada suami dan anak-anaknya, menggiling gandum dengan tangannya sendiri, sehingga pecah-pecah tangannya, menolong fakir miskin dan mereka yang memerlukan pertolongan, membantu dalam banyak peperangan dan merawat ayahandanya dalam keadaan luka, dan berbagai tugas lainnya, semua itu tidak menjadi halangan dan rintangan dalam menunaikan ibadah sholatnya terutama dimalam hari, sehingga saidina Hasan anandanya berkata:
"Tiap malam aku melihat ibuku melakukan sholat terutama di malam Jum'at, aku mendengar ibuku selalu mendo'akan terlebih dahulu untuk seluruh kaum Mukminin dan Mukminat, sehingga aku pernah bertanya:
"Mengapa Ibu tidak pernah berdo'a untuk diri ibu sendiri seperti ibu berdo'a kepada orang lain.?"
Ibu hanya menjawab:"Kita perlu berdoa untuk tetangga terlebih dahulu, kemudian barulah untuk keluarga sendiri.......!"
Hasan al-Basri pernah berkata :"Dalam ummat ini tidak ada wanita yang begitu tekun beribadah, melebihi Sitti Fatimah Azzahra. Beliau terus menerus sholat sehingga kakinya bengkak. "Apa yang dilakukan Siti Fatimah adalah sama seperti yang telah dilakukan oleh ayahandanya Muhammad Rasulallah s.a.w. dan beliau mencintai orang lain melebihi kecintaan kepada dirinya sendiri.
Fatimah Azzahra hidup dan dibesarkan dibawah naungan ayahandanya dan bimbingan suaminya sendiri, Imam Ali bin Abi Thalib k.w. seorang pejuang Islam yang terkemuka.
Fatimah Azzahra menyaksikan sendiri betapa kesusahan dan kesulitan yang telah dialaminya oleh ayahandanya dalam menegak, mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam. Beliau dan keluarganya mengalami sendiri masa penderitaan yang telah dialami oleh ayahanda dan suaminya dalam banyak peperangan sehingga mencapai kejayaan.

Kok Jadi Orang Awam Terus, Mbah?


Akhmad Tefur, Ahmad Tefur, mutiara sempurna, penyejuk hati, mutiara hikmah, kumpulan mutiara, kata hikmah, obat hati, artikel islam, motivasi islam, kuliah online, ketenangan jiwa, kisah hikmahSeorang mahasiswa yang berumur 20 tahun ditanya tentang Islam. Ia menjawab: “Maaf, saya masih awam soal Islam.”
Sepuluh tahun kemudian, ketika dia berumur 30 tahun, sudah lulus kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang mantap, iapun ditanya lagi tentang Islam. Dia juga menjawab, “Maaf, saya masih awam tentang Islam.”
Sepuluh tahun kemudian, ketika dia berumur 40 tahun, sudah menjadi pejabat kaya raya… iapun ada yang bertanya tentang Islam. Dia juga menjawab, “Maaf, jangan tanya saya, saya masih awam tentang Islam.”
Sepuluh tahun kemudian, ketika berumur 50 tahun menjelang pensiun diapun masih mengaku awam soal Islam. Umur 60, sudah punya cucu juga masih mengaku awam… Awam maning, awam maning.
Kok jadi orang awam terus , Mbah?
Tiap 10 tahun yang dilaluinya berlalu dengan sia-sia tanpa mau belajar Islam. Padahal dia mengaku bahwa Islam adalah pilihan terbaiknya. Bahkan di mobilnya ada sticker “Islam is the best choice”.
Apakah itu potret diri kita?
Apakah hari ini kita masih menjadi orang awam tentang Islam?
Apakah sepuluh tahun lagi juga akan tetap awam?
Pastikan tidak! Amin, ya Rabb.

Dimudahkan Jalan ke Surga, Mau?

keutamaan menuntut ilmu, hadits menuntut ilmu, kewajiban menuntut ilmu, ilmu pengetahuan islam, hadist menuntut ilmuSetiap muslim punya kewajiban menuntut ilmu (ilmu pengetahuan Islam), khususnya yang berkaitan dengan ibadah. Apa sajakah keutamaan menuntut ilmu? Simak beberapa hadits menuntut ilmu berikut ini:
1. Berada di jalan Allah
“Barangsiapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu (ilmu pengetahuan Islam), berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang” (HR Turmudzi)
2. Mendapatkan pahala yang mengalir terus menerus
“Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecualai 3 hal, yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.”(HR Muslim)
3. Agar tidak terlaknat
“Dunia dan seisinya terlaknat, kecuali yang memanfaatkannya demi kepentingan dzikrullah dan yang serupa dengan itu, para ulama dan orang-orang yang menuntut ilmu” (HR Turmudzi)
4. Ditinggikan derajatnya
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS 58:11).
5. Dimudahkan jalan menuju surga
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim)
Karena itu, dengan menuntut ilmu kita berada di jalan Allah, memiliki pahala yang terus mengalir meskipun sepeninggal kita, tidak terlaknat, ditinggikan derajatnya dan yang terpenting adalah: dimudahkan Allah menuju surga.
http://www.akhmadtefur.com/artikel-islami/dimudahkan-jalan-ke-surga-mau/#more-855

Beranda

Keindahan yang sejati akan terlihat dari hati yang murni suci..............
Tidakkan ada suatu keindahan jikalau kita tidak mengindahkan orang lain..............


Sesuatu akan terasa berarti apabila kita memahami....
Namun akan terasa lebih berarti apabila semua itu telah meninggalkan kita....